(Foto: Thinkstock)
Peneliti di Yale School of Medicine menemukan perbedaan metilasi DNA (salah satu mekanisme pengatur utama ekspresi gen atau fungsi genom) pada anak yatim yang tumbuh di panti asuhan.
"Studi kami menunjukkan bahwa stres dini karena terpisah dari orangtua kandung dapat menyebabkan dampak jangka panjang pada pemrogaman fungsi genom. Ini mungkin menjelaskan mengapa anak-anak yang diadopsi sangat rentan dan sensitif terhadap orangtua angkat yang keras dalam hal kesehatan fisik dan mental," jelas Elena Grigorenko, peneliti senior di Yale Child Study Center, seperti dilansir Health24, Kamis, (8/12/2011).
Dalam studi yang telah dipublikasikan dalam Development and Psychopathology, peneliti membandingkan dua kelompok anak-anak yang dibesarkan sejak lahir dalam perawatan institusional atau panti asuhan dan anak-anak yang dibesarkan oleh orangtua biologis.
Grigorenko dan rekan-rekannya mengambil sampel darah dari anak-anak usia antara 7 hingga 10 tahun yang tinggal di panti asuhan dan anak-anak yang tumbuh dalam keluarga di wilayah barat laut dari Federasi Rusia.
Peneliti kemudian memprofilkan genom dari semua anak untuk mengidentifikasikan proses biologi dan jalur yang mungkin terpengaruh oleh kurangnya perhatian dan perawatan orangtua.
Hasilnya, peneliti menemukan bahwa dalam kelompok anak yatim yang besar di panti asuhan, ada sejumlah besar perubahan dalam regulasi genetik dari sistem pengendalian respons imun dan interaksi antar sel, termasuk sejumlah mekanisme penting dalam pengembangan dan fungsi otak.
"Orangtua yang mengadopsi anak-anak yatim mungkin perlu melakukan perawatan dan memberikan perhatian yang lebih banyak untuk dapat mengembalikan perubahan dalam regulasi genom pada tubuh anak-anak tersebut," tutup Grigorenko.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar